Silaturahmi Lebaran: Kenapa Harus Bahas Pekerjaan? Capek, Tahu Nggak!

ILUSTRASI. Potret suasana silaturahmi Lebaran yang heboh, di mana seorang anak muda tampak frustrasi saat dicecar pertanyaan tentang pekerjaan oleh keluarga besarnya. (Dok. Redaksi Parekas)
ILUSTRASI. Potret suasana silaturahmi Lebaran yang heboh, di mana seorang anak muda tampak frustrasi saat dicecar pertanyaan tentang pekerjaan oleh keluarga besarnya. (Dok. Redaksi Parekas)

KELILING, PAREKAS – Lebaran seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan. Setelah sebulan berpuasa, kita berkumpul dengan keluarga, saling bermaafan, menikmati ketupat, opor ayam, dan kue-kue khas yang selalu menggoda.

Tapi ada satu hal yang selalu mengganggu setiap kali silaturahmi: kenapa sih obrolannya harus tentang pekerjaan?

Begitu masuk rumah saudara, baru duduk sebentar, pertanyaan pertama yang muncul pasti:

“Sekarang kerja di mana?”
“Udah naik gaji belum?”
“Udah dapat jabatan bagus?”
“Kenapa nggak coba daftar di tempat anu? Lebih bagus tuh!”

Baca Juga:  Festival Srikaya 2025, Sajikan Manisnya Ramadan dengan Produk Lokal Sumenep

Astaga, ini silaturahmi atau wawancara kerja? Bukannya bisa ngobrol santai, yang ada malah merasa seperti sedang diuji.

Bayangkan mereka yang masih mencari kerja, yang gajinya belum seberapa, atau yang sedang berjuang menghadapi tekanan di kantor.

Mereka datang untuk berkumpul dan melepas rindu, tapi malah dibuat merasa gagal karena terus dibanding-bandingkan. Lebih parah lagi kalau ada yang mulai kasih saran tanpa diminta:

Baca Juga:  Siap Tampil di International Contemporary Keris Fest 2025, Helmi Art Museum Sumenep Bawa Koleksi Istimewa

“Coba bisnis sendiri, kerja sama orang nggak akan bikin kaya!”

Seakan-akan semua orang punya modal besar dan relasi luas buat langsung sukses. Atau, “Kok masih di situ sih? Udah berapa tahun tapi nggak naik pangkat juga?”

Lah, emang mereka yang nentuin promosi sendiri?

Ngobrol soal pekerjaan memang nggak salah, tapi lihat situasi dan kondisi. Nggak semua orang nyaman ditanya-tanya soal karier.

Lebih baik bahas yang lebih ringan, seperti nostalgia masa kecil, film terbaru, atau cerita lucu saat mudik. Silaturahmi harusnya jadi momen menyenangkan, bukan ajang interogasi yang bikin kepala pening.

Baca Juga:  Ngevespa Ala Polisi dan TNI di Sumenep Nyare Malem

Jadi, tolonglah, di hari raya ini, stop menanyakan hal-hal yang bikin orang kepikiran dan stres.

Lebih baik tanya: “Gimana puasanya kemarin?” atau “Makan ketupatnya pakai opor atau rendang?” Itu lebih enak dan nggak bikin kepala ngebul!

Lebaran adalah tentang kebersamaan, bukan kompetisi soal siapa yang lebih sukses. Setuju nggak?.***