Sketsa  

Fungsi Puasa secara Medis

Kesehatan, Parekas, kesehatan, puasa, autophagy, detoksifikasi, metabolisme, sistem imun, penurunan berat badan ( doc. thirdman on pexels)
Kesehatan, Parekas, kesehatan, puasa, autophagy, detoksifikasi, metabolisme, sistem imun, penurunan berat badan ( doc. thirdman on pexels)

KESEHATAN, PAREKAS – Puasa bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan.

Dari menurunkan berat badan hingga meningkatkan fungsi otak, banyak penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa puasa bisa menjadi cara alami untuk meremajakan tubuh.

Tidak hanya itu, proses detoksifikasi yang terjadi selama puasa juga membantu membersihkan racun dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Jadi, selain sebagai bentuk pengendalian diri, puasa ternyata juga bisa menjadi kunci untuk hidup lebih sehat dan lebih panjang umur.

Baca Juga:  Pemkab Sumenep Dorong Pertumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Berbasis Kawasan dan Akses Keuangan

Lalu, apa saja manfaat medis dari puasa? Simak penjelasannya berikut ini!

dilansir dari caption akun TikTok @susenk sayang yang mengutip langsung dari Hadiah Nobel Dr. Yoshinori Ohsumi tahun 2016 berikut adalah manfaat puasa secara medis:

Saat tubuh tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu tertentu, ia memasuki fase pembersihan alami yang disebut autophagy.

Dalam proses ini, tubuh menghancurkan dan mendaur ulang sel-sel yang rusak atau berbahaya, termasuk yang berpotensi menyebabkan penyakit seperti kanker dan Alzheimer.

Baca Juga:  Dahsyatnya Peristiwa Kematian: Antara Ketakutan dan Kebijaksanaan

Konsep autophagy semakin dikenal setelah Dr. Yoshinori Ohsumi meraih Nobel Kedokteran pada 2016 karena penelitiannya di bidang ini.

Ohsumi menjelaskan bahwa autophagy, yang berarti “self eating,” adalah proses di mana sel memecah dan mendaur ulang komponen-komponennya sendiri.

Setelah 12 jam tanpa makanan, tubuh mulai mengaktifkan ‘survival repair mode’ dengan beralih membakar lemak sebagai sumber energi.

Baca Juga:  Kadisbudporapar Sumenep Singgung Kesadaran Wisata oleh Masyarakat, Desa Badur Bisa Jadi Contoh

Pada jam ke-16, autophagy mulai bekerja untuk membersihkan sel-sel rusak dan protein yang tidak berfungsi.

Proses ini juga meningkatkan produksi hormon pertumbuhan yang mendukung regenerasi jaringan.

Sel induk mulai beregenerasi, peradangan berkurang, dan sistem kekebalan tubuh diperbarui dengan sel-sel imun baru.

Autophagy turut berperan dalam membersihkan racun, logam berat, dan sel pra-kanker, menjadikannya mekanisme penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.