Dahsyatnya Peristiwa Kematian: Antara Ketakutan dan Kebijaksanaan

DUKA: Suasana prosesi iringan jenazah menuju pemakaman yang diiringi oleh para pelayat dengan penuh khidmat, mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir.( Doc. Redaksi )
DUKA: Suasana prosesi iringan jenazah menuju pemakaman yang diiringi oleh para pelayat dengan penuh khidmat, mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir.( Doc. Redaksi )

OPINI, PAREKASKematian adalah satu-satunya kepastian dalam hidup, namun tetap menjadi hal yang paling ditakuti dan dihindari oleh manusia. Banyak orang menjalani hidup seolah kematian tidak akan pernah datang, padahal setiap detik yang berlalu membawa kita semakin dekat ke sana. Pertanyaannya, mengapa kita begitu takut akan sesuatu yang pasti?

Dalam pandangan saya, ketakutan terhadap kematian bukan sekadar tentang hilangnya nyawa, tetapi lebih kepada ketidakpastian tentang apa yang terjadi setelahnya. Bagi sebagian orang, kematian adalah akhir dari segalanya, sementara bagi yang lain, ia adalah pintu menuju kehidupan lain. Keyakinan inilah yang sering kali menentukan bagaimana seseorang memandang dan menghadapi kematian.

Baca Juga:  Kalau Kamu Miskin, Relasi Harus Kuat

Namun, di balik ketakutannya, kematian juga bisa menjadi guru terbaik dalam hidup. Kesadaran akan kefanaan bisa mendorong kita untuk lebih menghargai waktu, mencintai dengan lebih tulus, dan menjalani hidup dengan penuh makna. Jika kita menyadari bahwa hidup ini sementara, mungkin kita akan lebih memilih untuk menebarkan kebaikan daripada menimbun kebencian.

Baca Juga:  Membaca Ulang Tiga Tokoh Mitologi Kera Sakti Sebagai Simbol Kehidupan

Selain itu, peristiwa kematian sering kali mengguncang dunia sosial seseorang. Ketika seseorang meninggal, bukan hanya tubuhnya yang hilang, tetapi juga segala peran dan dampaknya di dunia. Ada keluarga yang kehilangan sosok tercinta, ada sahabat yang merasa hampa, dan ada dunia yang berubah akibat kepergiannya.

Pada akhirnya, meskipun kematian adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari, kita masih punya kendali atas bagaimana kita menjalani hidup sebelum kematian itu datang. Daripada terus menghindari atau takut, mungkin yang terbaik adalah menerimanya sebagai bagian dari perjalanan dan menjalani hidup denganlebih berarti.***

Baca Juga:  Ruang Tunggu Pasien dan Jalur Lintas Emosi