CATATAN, PAREKAS – Di tengah gempuran game online dan gadget canggih, siapa sangka permainan sederhana seperti gundu masih menyimpan sejuta cerita dan nilai budaya.
Permwinan yang juga dikenal dengan sebutan kelereng, guli, nekeran dan leker (Madura) ini pernah menjadi primadona di kalangan anak-anak Indonesia.
Tapi, tahukah kamu bahwa sejarah gundu ternyata sangat panjang dan mendunia?
Permainan gundu bukan sekadar warisan lokal, tapi juga bagian dari sejarah dunia. Arkeolog menemukan benda mirip gundu di situs kuno Mesir, yang usianya diperkirakan mencapai 5.000 tahun! Waktu itu, kelereng dibuat dari batu atau tanah liat dan dimainkan oleh anak-anak bangsawan.
Di Yunani dan Romawi Kuno, permainan dengan bola kecil juga populer. Bahkan di benua Amerika, peradaban Maya dan Aztec punya permainan serupa dengan bola batu.
Artinya, bermain gundu adalah salah satu bentuk hiburan paling purba yang tersebar di berbagai budaya dunia.
Pada abad pertengahan di Eropa, permainan ini makin berkembang. Jerman menjadi pionir pembuatan kelereng dari kaca pada abad ke-19, dan sejak saat itu, kelereng kaca mulai diproduksi massal dan diekspor ke seluruh dunia—termasuk ke Indonesia.
Di Indonesia, gundu mulai dikenal luas sejak masa penjajahan. Meski tidak ada catatan pasti siapa yang membawanya pertama kali, permainan ini dengan cepat menjadi favorit anak-anak.
Di berbagai daerah, gundu punya nama lokal yang unik—mulai dari kelereng, kaleci, guli, leker hingga nenglek.
Cara mainnya pun bervariasi, tapi inti permainannya tetap sama: adu ketepatan dan strategi untuk “menembak” kelereng lawan keluar dari garis atau lingkaran yang digambar di tanah. Selain seru, gundu juga mengajarkan kejujuran, ketangkasan, dan sportifitas.
Sayangnya, popularitas gundu mulai meredup sejak era 2000-an. Anak-anak lebih akrab dengan layar ponsel ketimbang tanah lapang. Permainan tradisional seperti gundu pun makin jarang terlihat di pekarangan atau halaman sekolah.
Tapi bukan berarti gundu harus hilang begitu saja. Beberapa sekolah dan komunitas budaya kini aktif menghidupkan kembali permainan ini lewat festival permainan tradisional dan edukasi budaya lokal.
Permainan gundu adalah bagian dari identitas budaya yang patut kita lestarikan. Gundu bukan sekadar mainan, tapi juga simbol kebersamaan, kreativitas, dan keceriaan masa kecil. Jadi, nggak ada salahnya sesekali mengenalkan permainan ini ke generasi muda—siapa tahu mereka jadi lebih aktif dan kreatif?
Gundu mungkin sederhana, tapi sejarahnya luar biasa. Dari Mesir Kuno hingga halaman rumah kita, permainan ini sudah menemani anak-anak selama ribuan tahun. ***