OPINI, PAREKAS – Dalam tradisi Islam di Indonesia, tahlilan merupakan salah satu bentuk doa bersama untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Di dalamnya, sering kali digunakan air kembang, baik untuk dipercikkan di makam maupun sebagai simbol dalam acara doa. Penggunaan air kembang ini memiliki berbagai makna simbolis yang mendalam.
Air merupakan lambang kesucian dalam banyak budaya dan agama, termasuk Islam. Dalam tahlilan, air kembang mencerminkan harapan agar arwah yang didoakan mendapatkan pembersihan dari dosa-dosa dan diterima di sisi Allah dengan hati yang suci.
Bunga yang dicampurkan dalam air melambangkan keindahan dan keharuman. Ini mencerminkan doa agar perjalanan arwah menuju akhirat dipenuhi dengan rahmat dan kebaikan. Selain itu, harumnya bunga juga melambangkan kenangan indah yang ditinggalkan oleh almarhum di dunia.
Air sebagai sumber kehidupan melambangkan keberlanjutan dan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Air kembang juga dianggap sebagai simbol ketenangan, baik bagi arwah maupun keluarga yang ditinggalkan.
Dalam beberapa budaya, air kembang diyakini sebagai media penyampaian doa. Air yang dipercikkan di makam mencerminkan penghormatan serta harapan agar almarhum mendapatkan kedamaian di alam kubur.
Bunga yang pada akhirnya akan layu dan air yang menguap menjadi pengingat bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara. Hal ini mengajarkan agar manusia senantiasa berbuat baik dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.
Dengan berbagai makna simbolisnya, air kembang dalam tahlilan bukan sekadar tradisi, tetapi juga sarana spiritual yang mempererat hubungan antara dunia dan akhirat.***