Tahlilan, Kompleksitas Dalam Tradisi Islam

KHIDMAT: Tahlilan, Tradisi Islam Nusantara, Doa untuk Almarhum, Silaturahmi dalam Islam (doc.redaksi parekas)
KHIDMAT: Tahlilan, Tradisi Islam Nusantara, Doa untuk Almarhum, Silaturahmi dalam Islam (doc.redaksi parekas)

OPINI, PAREKAS – Tahlilan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia. Tradisi ini bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga memiliki makna sosial yang mendalam. Selain sebagai doa untuk almarhum, tahlilan memperkuat tali silaturahmi di antara keluarga dan tetangga.

Namun, tahlilan juga menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Sebagian menganggapnya sebagai amalan baik karena mengandung dzikir, doa, dan bacaan Al-Qur’an. Mereka berpendapat bahwa mendoakan orang yang telah meninggal adalah bentuk kasih sayang dan penghormatan. Sebaliknya, ada kelompok yang menolak tahlilan karena menganggapnya sebagai ajaran yang tidak ada pada zaman Rasulullah.

Baca Juga:  Sejarah Permainan Gundu: Serunya Mainan Klasik Anak Zaman Dulu

Terlepas dari perbedaan pandangan, tahlilan tetap memiliki nilai yang positif dalam kehidupan bermasyarakat. Selain sebagai sarana doa, acara ini juga menjadi ajang berbagi, baik dalam bentuk makanan maupun sedekah. Nilai gotong royong yang terkandung dalam tahlilan memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian sosial.

Pada akhirnya, tahlilan bukan sekadar ritual, tetapi juga cerminan budaya Islam Nusantara yang menyesuaikan ajaran agama dengan nilai-nilai lokal. Selama tidak bertentangan dengan prinsip Islam, tradisi ini layak dipertahankan sebagai warisan budaya yang mempererat ukhuwah Islamiyah.***

Baca Juga:  Jurnalis, Rejeki, dan Lubang Buaya